Ah, soal penting atau tidak, saya tidak ingin memikirkannya untuk saat ini. karena sekarang, Tahun sudah menginjakkan kakinya pada angka 2017. 8 tahun sudah saya habiskan waktu untuk tetap setia pada proses teater, tanpa satupun catatan perjalanan yang sedikitnya bisa mengingatkan bahwa saya 'hadir' pada masa itu. Memang perjalanan 8 tahun ini, tidaklah menjadi apa-apa jika dibandingkan dengan perjalanan tokoh-tokoh besar teater dunia dan indonesia. Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya ingin menyapa kepada Aristoteles, Bertolt Brech, Shakespeare, Jean-Anoulih, Albert Camus, Samuel Beckett, Henrik Ibsen, Rendra, Arifin C Noer, Umar Khayyam, Saini KM, Iwan Simatupang, Wisran Hadi, Ali Audah, Kuntowijoyo, Kirdjomulyo dan dramawan-dramawan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu disini.
Intinya penting atau tidak itu urusan belakangan! saya menganggapnya suatu keharusan dan saya menyesal mengapa hal ini baru saya sadari akhir-akhir ini. Terhitung beberapa kali garapan terlewati tanpa suatu catatan proses satupun! Satupun! apa jadinya suatu proses tanpa dibarengi dengan catatan proses?! mungkin proses akan tetap berjalan, dan pasti akan tetap berjalan. namun apakah kita bisa belajar pada proses yang sudah terlalui, pada ingatan dan ucapan saja?! mungkin bisa! bisa saja.
Banyak cara untuk menjadikan proses lebih baik. Dan menulis (bagi saya) adalah suatu cara untuk menjadikan proses lebih berarti karena ada ingatan yang bisa terbaca kembali dalam setiap tulisan. Dan saya pun berkesimpulan bahwa proses yang baik adalah proses yang tercatat.
Pertemuan pertama ini saya cukupkan saja, semoga tulisan ini tidak berakhir disini.Sampai Jumpa ☺
Komentar
Posting Komentar